Jakarta, Media Tribun Sumut – Di tengah upaya mewujudkan visi Indonesia Emas, peran guru bukan sekadar pengajar, melainkan agen perubahan yang fundamental. Mereka adalah pilar utama yang bertugas mencerdaskan, membentuk karakter, dan menanamkan kemampuan berpikir kritis pada generasi penerus. Komponen vital untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, antusias, dan profesional terletak pada keberadaan guru cerdas.
Inilah yang menjadi dasar bagi Syafii Efendi, MM, seorang International Certified Coach, untuk menginisiasi Gerakan Nasional. Gerakan ini berfokus pada pembekalan ilmu-ilmu penting bagi guru, mencakup peningkatan performa, strategi mengajar, dan yang menarik, perbaikan ekonomi guru—semuanya ditarik dari sudut pandang perubahan pola pikir.
‘How To Be A Great Teacher’
Syafii Efendi bergerak masif dengan menyelenggarakan rangkaian Seminar Pendidikan bertema “How To Be A Great Teacher”. Seminar ini menjangkau seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Aksi ini menjadi sorotan karena dilaksanakan sepenuhnya dengan biaya sendiri, tanpa mengandalkan sponsorship dari pihak manapun.
Dalam setiap sesinya, Syafii Efendi, M.M., sukses membakar semangat para peserta. Dengan gaya komunikatif yang lugas, ia mendorong para guru untuk melepaskan belenggu masa lalu dan berfokus pada masa depan dengan mengadopsi pola pikir bertumbuh (growth mindset).
“Kalau gurunya stuck, anak didiknya juga ikut macet. Tapi kalau gurunya tumbuh, muridnya akan melesat,” ujar Pemuda Kebanggaan Indonesia ini, menekankan bahwa pertumbuhan pribadi guru adalah kunci utama kemajuan murid.
Ia juga konsisten menekankan pentingnya proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan unik setiap anak didik. Ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas mengajar harus didahului oleh peningkatan kualitas diri sang guru.
Guru: Dari Pengajar Menjadi Penggerak Peradaban
Seminar Nasional “How To Be a Great Teacher” ini bukan sekadar pertemuan biasa. Ini adalah sebuah deklarasi kolektif yang menyuarakan bahwa menjadi pendidik hebat berarti menjadi agen perubahan sejati. Upaya ini mempererat silaturahmi sambil membekali pola pikir growth mindset yang revolusioner.
Semangat untuk menciptakan generasi yang mampu menginspirasi dan menggerakkan bangsa telah mengakar kuat di hati para guru yang hadir. Pesan utamanya jelas: Menjadi guru yang hebat adalah tentang mampu menyentuh hati anak didik dan menyalakan lentera perubahan. Karena sejatinya, guru bukan sekadar pengajar—mereka adalah penggerak peradaban. (Red)












