Pantai Labu | mediatribunsumut.com
Gegara empat ( 4 ) janjang buah sawit yang diambil di lahan Balai wilayah sungai ( BWS ), diduga Kepala desa ( Kades ) Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Suwardi sewa preman untuk menganiaya dan penganiayaan tersebut ditonton sang Kades Denai Kuala.
Kades selaku aparat pemerintah yang terdekat kepada masyarakat tidak bertindak pengayom, melainkan disinyalir menjelma menjadi otak atau dalang terjadinya tindak pidana penganiayaan hingga korban mengalami luka parah dibagian pelopak mata sebelah kanan dan dibagian bibir mulut juga leher seperti bekas jeratan tali.
Kepada awak media ini saat dikonfirmasi di ruangan aula kantor desa pada ( 09/01 ) membenarkan kejadian penganiayaan dan mengakui bahwa buah sawit yang diambil korban adalah miliknya.
Keterangan Kades
“Benar bang, kejadian penganiayaan kepada korban dilakukan beberapa warga saya, dan itu yang diambil ada 4 janjang itu sawit saya kebetulan saat penganiayaan terjadi saya ada disitu dan saya lihat langsung, “jelasnya dengan enteng.
Saat ditanya, mengapa buah sawit yang di lahan BWS bisa milik pak kades ,sedangkan itu lahan pemerintah yang tak terlepas dari pengawasan pihak BWS Provinsi Sumatera Utara.
Pengakuan Kades Terkait Pohon Sawit di lahan BWS
“dulunya pokok sawit saya beli dari beberapa warga (ganti rugi) sehingga lahan itu milik saya, namun transaksi ( Pembelian ) tidak melalui perjanjian ( kwitansi ) karena itu saya merasa berhak, “sebutnya.
Lalu mengapa kejadian penganiayaan tidak diserahkan ke Polsek terdekat, tanya awak media.
Karena disaat kejian pelaku (korban) I minta ampun dan tidak akan mengulangi perbuatan yang sama maka saya suruh pulang, katanya.
Sementara keterangan korban penganiayaan Iskandar (36) yang tingal di desa Binjai Bakung diduga pelaku pemanen buah sawit di lahan Balai Wilayah Sungai (BWS) yang berada Kabupaten Deli Serdang, Sawit tersebut adalah milik Kepala Desa Denai Kuala.
“Karena saya merasa itu sawit gak ada yang punya maka saya mengambil buah nya 4 janjang karena untuk beli beras itu pun saya berdua dengan teman saya,”terang korban, saat dikunjungi para awak media di rumahnya. Senin (09/01/2023)
Masih kata korban, kejadiannya sekira jam 01.00 Jum’at disaat saya mau membawa buah sawit tiba tiba pulahan warga membabibuta menganiaya saya, seolah olah suda dikondisikan.
Para warga tidak punya prikemanusian dan tidak punya hati serta main hakim sendiri, hingga saya sekarat dan bersimbah darah tanpa melakukan penghentian, yang ada hanya emosi warga,
Sampai detik ini para pelaku dan pak kadesnya belum datang ke rumah saya untuk melihat atau menjenguk keadaan saya bang, ” tutur korban tersedu sedu menahan sakit akibat luka dari pukulan warga.
( R. Sinaga ).