Jakarta,mediatribunsumut.com
Indonesia menanti pemimpin negawaran di pilpres 2024.
Indonesia yang membatang luas dari Sabang sampai Merauke, ribuan pulau, suku, budaya.
Merupakan limpahan kurnia Sang Pencipta sumber daya alam ( SDA ) melimpah yang membutuhkan tangan tangan terampil untuk mengelola nikmat Tuhan untuk rakyat Indonesia.
Demikian dikatakan Ketua Umum Persatuan Wartawan Republik Indonesia ( Ketum PWRI ) Dr. Suriyanto PD, SH, MH, M.Kn kepada awak media ini ( 21/01 ).
Sosok pemimpin negarawan dan seluruh rakyak Indonesia sudah semestimya bertanggung jawab untuk menjaga dan mengelolanya demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur, sebutnya.
Karunia yang berlimpah itu merupakan suatu tantangan yang besar, karena dibutuhkan sosok pemimpin negarawan, sebagai penggerak roda bangsa ini, ujarnya.
Tentu sosok negarawan diharapkan bukan hanya sekedar sebutan, tetapi sosok yang mampu membawa bangsa Indonesia yang tegak lurus sesuai rumusan dan pedoman bernegara yang dituangkan dalam bentuk Undang-Undang Dasar.
Pemimpin dengan figur yang mampu menolak dan tidak menjual idealisme demi materi atau embel embel lainnya, yang memberi kesenangan dunia dan individual semata, kata Ketum PWRI.
Sebagai seorang pemimpin, sepatutnya menyadari kewajiban dan tanggungjawab untuk berkontribusi maksimal bagi bangsa dan negara bahkan tak sedikit diantara mereka justru rela mengorbankan jiwa raga demi kepentingan seluruh rakyat.
Mereka berada di garda terdepan, yang demikianlah hakikat pemimpin dan negarawan yang sesungguhnya, tuturnya.
Karakter negarawan memiliki pemikiran yang bijaksana dalam melihat kondisi bangsa dan negara.
Berpandangan jauh ke depan dengan merumuskan pedoman bernegara tanpa memikirkan kepentingan golongan.
Indonesia negara yang besar masih dalam kabut gelap mencari sosok pemimpin negarawan.
Hiruk pikuk menghadapi pemilu 2024 muncul jargon-jargon dan slogan-slogan para calon pemimpin yang akan dipilih seluruh lapisan pada pemilu pada 14 Februari 2024, baik di tatanan pileg dan pilpres.
Pemilu merupakan wujud demokrasi yang hidup di negeri ini, terlepas dari berbagai dinamika yang mewarnai iklim politik akhir-akhir ini, tujuannya adalah memilih seorang wakil rakyat, baik dalam ruang lingkup kabupaten/ kota, provinsi, Presiden dan Wakil Presiden.
Namun, setiap pelaksanaan dan pasca pesta demokrasi, masih menyimpan persoalan substansi yang jarang mengemuka.
Persoalannya adalah apakah pesta demokrasi yang menghabiskan dana sangat besar mampu memilih dan menempatkan tokoh negarawan atau politikus yang akan memimpin negeri ini.
Suatu pertanyaan yang urgen untuk dijawab sebab, pertanyaan ini akan mengantarkan pada suatu jawaban yang berkorelasi secara signifikan terhadap hasil kepemimpinan yang diamanahkan.
Kita bersama harus bijak menentukan pilihan terhadap calon para pemimpin masa depan bangsa Indonesia, rakyat jangan lagi berkutak pada pola pikir tidak tau siapa yang negarawan dan siapa yang hanya berpura-pura jadi negarawan.
Seorang Pemimpin yang negarawan baik dia sebagai kepala negara, lembaga dan daerah juga legislatif harus memiliki keahlian dan pemahaman tentang ketatanegaraan, juga ahli dalam tata kelola pemerintahan, arif dan bijaksana dalam merumuskan program-program yang berkenaan dengan tata kelola pemerintahan, loyal kepada tuannya yaitu ” Rakyat” dan Negaranya.
Tidak ada kegagalan dalam menjalankan program – program pembangunan, pertanian, pendidikan, pertahanan dan kemakmuran rakyatnya.
Pemimpin yang negarawan juga dapat menjalankan ketaatan asas dalam menyusun kebijakan negara, taat asas dalam menjalankan politik negara dan dapat mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan.
Tidak mengatur atur arah demokrasi, tidak membangun dinasti, tidak memperkaya diri, tidak membangun politik identitas, tidak melakukan money politik dan dapat membangun kesejukan di semua lapisan rakyatnya.
Inilah gambaran sosok pemimpin yang harus kita pilih di 2024, baik Presiden dan Wakilnya juga para wakil rakyat di parlemen juga perwakilan daerah.
Mari kita berfikir jernih, untuk memilih sosok pemimpin negarawan di pesta demokrasi yang hanya tinggal menghitung hari.
( Red )