Padangsidimpuan, mediatribunsumut.com
Pj Walikota Padangsidimpuan Timur Tumanggor tega melihat penderitaan petani di tujuh ( 7 ) desa.
Setelah tanggul irigasi DI Ujung Gurap jebol dihantam bencana banjir dan tanah longsor, para petani di desa Purwodadi, Gunung Hasahatan, Ujung Gurap, Siloting Pudun Julu, Aek Tuhul dan Kel Batunadua Julu tidak bisa memanfaatkan lahan persawahan secara maksimal.
Sebelum tanggul rusak, air mengaliri persawahan seluas lebih kurang 400 Ha, namun sejak kejadian bencana itu, para petani sudah berulang kali bergotong royong, tetapi hasilnya sia sia, kerusakan tanggul terlalu parah.
Para petani berulang kali melakukan aksi unjuk rasa ke kantor Walikota Padangsidimpuan, hasilnya kekecewaan dan hingga kini Pj Walikota belum mengambil kebijakan dan terkesan tidak perduli.
Memang di Ta 2024 pemerintah provinsi Sumatera Utara ( Pemprovsu ) melalui Dinas PUPR merehabilitasi DI Ujung Gurap, nyatanya penyedia barang/jasa tidak bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan.
Sampai ( 22/01 ) proyek dikerjakan penyedia barang/jasa diperkirakan hanya 15% , belum diketahui penyebab, mengapa pemegang kontrak kerja tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Kendati sebelumnya dengan bangga berkata kepada petani pada pertengahan bulan Januari 2025 air sudah mengalir ke lahan persawahan.
Kepada MediTtribunSumut.com pada ( 22/01 ) menyampaikan kekecewaannya, entah kepada siapa lagi disampaikan, kata para petani mengapa pemerintah tega menonton rakyatnya yang susah, kelaparan akan menghantui para petani bila pemerintah tidak segera memperbaiki DI Ujung Gurap, tutup para petani.
( TIm )